Kamis, 10 Maret 2011

Sistem Bilangan 60

          Suku Babylonia (Irak jadul) menggunakan sistem bilangan dengan basis 60, dan masih digunakan saat ini untuk menghitung sudut, dan waktu. Sistem bilangan ini lebih dikenal dengan skala sexagesimal (sexagesimal scale).

Dalam sistem perhitungan sekarang, kita menggunakan dasar 10 (desimal). Selama lebih dari separuh jalan peradaban manusia , para ilmuwan Dunia Barat menulis pecahan dengan sistem notasi posisional yang berbeda. Sistem ini adalah “seksagesimal” yang bukan kepalang rumitnya dan merupakan hasil pengembangan yang dilakukan oleh orang-orang Mesopotamia kuno dengan dasar bilangan 60.

Meskipun bilangan 60 sangatlah besar untuk dijadikan dasar suatu sistem notasi, namun sampai saat ini kita masih menggunakan dasar itu dalam pembagian satu jam menjadi 60 menit, satu menit menjadi 60 detik, dan sebuah lingkaran menjadi 6 kali 60°.

Jika seorang opsir angkatan laut memerintahkan kepada anak buahnya supaya mencocokkan jam mereka pada pukul 05:07:09, mereka mengerti bahwa yang dimaksudkan adalah pukul 5 pagi lewat tujuh menit sembilan detik. Namun tidaklah banyak orang yang dapat mengartikan bilangan 5,7,9 yang dasarnya 60 menurut orang kuno itu. Orang Mesopotamia ini mengartikan bilangan itu sebagai 5 x 60² + 7 x 60¹ + 9 x 60°. Tetapi kalau ada yang dapat mengartikannya, ia akan memperoleh bilangan modern 18.429. Dan memang itulah arti 05:07:09, tepatnya 18.429 detik setelah tengah malam.

Sistem 60 ini muncul sebelum tahun 1700 BC. Keping kuneiform (tulisan kuno berbentuk baji) dari zaman itu memperlihatkan bahwa sistem tadi telah digunakan para ahli matematika dalam pehitungan yang mengagumkan pada masa pemerintahan Hammurabi, Raja Babilonia yang cerdas.

Kira-kira tahun 300 BC, ketika orang Persia memerintah Mesopotamia, sistem 60 memperlihatkan perkembangan cukup maju melampaui bentuk aslinya. Para ahli matematika dapat melakukan hitungan dengan sistem 60 hingga 17 tempat, atau bila ditulis dengan cara sekarang akan menjadi 29 angka. Kehebatan prestasi ini dapat diukur dengan memperhatikan suatu rangkaian sistem 60 yang terdiri dari 4 tempat saja. Misalnya bila orang Persia ingin menuliskan bilangan lima juta sebelas ribu seratus enam puluh tujuh (5.011.167) yang mereka cantumkan adalah 23, 11, 59, 27. Artinya 23 x 60³ + 11 x 60² + 59 x 60¹ + 27 x 60° (4.968.000 + 39.600 + 3.540 + 27 = 5.011.167)

Sistem 60 bertahan lebih lama daripada orang Mesopotamia yang menciptakannya, sebab notasi posisionalnya tetap merupakan satu-satunya yang ada selama berabad-abad. Para ahli astronomi Yunani dan rekannya dari India pada awal zaman Kristen menggunakan sistem itu untuk mencatat pecahan yang diperlukan dalam pemetaan langit dalam bentuk posisional.


sumber:

http://ansloveseptember.wordpress.com/2008/08/28/sistem-bilangan-60/
http://adit38.wordpress.com/2010/05/19/asal-usul-sistem-bilangan/

Kamis, 03 Maret 2011

Marsigit's Idea about the schema of the work of historian of mathematics

















versi : gambar


versi video


Peradaban tersebut dengan Mesopotamia, kemudian setelah zaman Mesopotamia berakhir Bangsa Babylonia berkuasa, setelah itu Mesir, Yunani, setelah itu pada abad pertengahan bangsa Eropalah yang berkuasa, setelah itu berakhir berganti dengan zaman modern, setelah zaman modern berakhir, maka yang sekarang sedang kita jalani inilah dimulai yaitu masa contemporer.

ini adalah skema dari "tugas dari sejarawan matematika" yaitu menterjemahkan kejadian-kejadian masa lampau sampai zaman sekarang. Yaitu kejadian-kejadian yang berhubungan dengan matematika. Memahami apa yang telah mereka pelajari dalam peradaban mereka, dan memahami bagaimana cara mereka berpikir dan bagaimana cara mereka menggambarkannya.

selain itu sejarawan juga mencermati perbedaan dari masing-masing zaman